Sudah hampir dua bulan ini sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dikampusku tercinta terlihat sepi dari aktivitas para pengurus, BEM seperti mati suri, ada tapi tak bergerak, melirik perkataan Filsuf ternama Aristoteles yang mengatakan aku berfikir maka aku ada, jika kita mengaitkan kata-kata Aristoteles tadi dengan kondisi BEM kampusku saat ini, maka bisa dikatakan bahwa saat ini BEM tidak ada, ironis sekali memang nasib BEM kampusku, tidak ada yang memegang tongkat kepemimpinan semenjak Sang Presiden yang digandrungi banyak cewek dikampus itu memundurkan diri, tidak adanya pengganti presiden sementara disebabkan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM ) sendiri selaku badan tertinggi di kampus yang bertugas mengangkat dan memberhentikan presiden belum membuat konstitusi atau undang-undang. saat ini konstitusi sangat dibutuhkan keberadaannya, karena didalam konstitusi semua aturan kepemerintahan BEM tercantum, salah satunya aturan tentang siapa yang menggantikan posisi presiden sementara bila presiden memundurkan diri.
Nada-nada kekecewaan banyak bermunculan ke permukaan kampus, baik itu dari UKM, maupun dari mahasiswa lepas. hal ini wajar saja karena belum cukup 4 bulan kepengurusannya dia sudah mengajukan surat pengunduran diri. sontak saja banyak mahasiswa yang kecewa atas peristiwa ini.